Senin, 03 Mei 2010

Sepakbola oh sepakbola....


Beberapa waktu lalu, aku bertemu dengan teman-temanku di perkumpulan membaca. Pada awal pertemuan kita memang membahas mengenai kegiatan yang akan dilakukan di bulan tersebut. Karena yang hadir hanya 7 orang, maka kita pun segera memulai membahas acara yang akan dibuat nantinya.
Diskusi itu pun diselingi dengan acara pesan memesan makanan serta minuman, dan pada akhirnya pun arah pembicaraan semakin tidak jelas aka ngalor ngidul. Apa yang terlintas di kepala langsung dijadikan topik bahasan, dan tak terelakan juga tawa canda di grup kami ini. Hingga terjadilah pembicaraan yang seru mengenai persepakbolaan. Bagi saya yang tidak menyukai olah raga ini pada akhirnya harus duduk manis menjadi kambing congek saja. Dan tak tanggung-tanggung pembahasannya pun meluas hingga ke piala dunia serta sepakbola nasional kita.
Salah seorang teman berkata, "wah bonek jatim rusuh banget ya...., masa sampai menjarah ke rumah-rumah penduduk sih ?" memang sih pada saat itu media sedang hangat-hangatnya menceritakan kehebohan pertandingan sepakbola antar klub nasional itu + dengan beberapa pertandingan bola nasional yang berakhir dengan kerusuhan pula.
Saya pun akhirnya gatal juga untuk tidak berkomentar, "bagaimana Indonesia mau ikut pertandingan di piala dunia, kalau di pertandingan nasional aja selalu rusuh ?" "Seharusnya mereka mementingakn kualitas permainan dong jangan hanya urusan menang atau kalah saja ", timpal saya lagi. Sontak teman-teman pun terdiam, meskipun akhirnya suasana tersebut mencair lagi dengan adanya celetukan dari salah seorang teman yang membuat kita tertawa.


Lanjut,
Beberapa hari yang lalu, saya bersama suami mengunjungi orang tua di daerah Jakarta Timur. Ternyata di rumah ortu sudah ada kakak sepupu bersama suaminya. Hingga hari menjelang sore, maka kami berempat pun langsung minta ijin untuk pulang, karena kami mengendarai motor, maka diputuskanlah untuk berjalan beriringan, karena rute yang kami tempuh sejalan.

Hingga sampai di suatu jalan, antrian kemacetan begitu panjangnya. Padahal hari itu adalah hari libur, dan tidak biasanya kemacetan dijalan tersebut mengular. Pelan-pelan kami jalan, sambil berusaha tanya kanan kiri ada pakah gerangan. Dan tak di duga kami dikejutkan oleh suara orang yang berteriak-teriak yang menyuruh kami untuk ambil arah putar balik, karena ada tawuran besar-besaran. Sore-sore kok tawuran ?? Ada apakah ini ? Usut punya usut ternyata tawuran itu terjadi antar sesama suporter sebuah klub sepakbola nasional. Kok bisa ya..?
Dalam benak saya, "gilaaa banget deh.... tawuran di jalan raya.... belum tanding aja udah gilaa begini tawurannya apalagi kalau sudah bertanding ?"
Untungnya, polisi daerah setempat cukup sigap untuk langsung membubarkan tawuran tersebut, dan kami pun dapat melanjutkan perjalanan lagi.

Mungkin cerita diatas hanyalah tampilan sekilas saja mengenai persepakbolaan di negara ini. Menurut saya, kita pun harus banyak belajar bagaimana caranya untuk meningkatkan kualitas pemainnya, karena mereka adalah ujung tombak bagi olahraga ini di negara kita. Prestasi tidak hanya sekedar kalah atau menang, kemenangan dapat di raih sejalan dengan mutu dan kualitas para pemain yang sudah bagus, sudah dapat bersanding dengan tim sepak bola dunia. So...
apakah kita siap menghadapi piala dunia yang akan datang, jika persepakbolaan kita masih dalam kondisi yang menyedihkan seperti ini ?

Akhirul kalam, saya teringat sebuah kalimat dari seorang teman "mungkin ada baiknya persepakbolaan di negeri ini bukan untuk kompetisi, tapi lebih cocok untuk jadi hiburan saja". Hiburan ?? Hmmm..... bener juga sih, bagi saya pribadi pun, saya lebih menikmati menonton tawuran dan kerusuhan yang terjadi baik sebelum pertandingan maupun sesudah pertandingan. Jelas lebih seru dan menegangkan...... :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar