Selasa, 06 Juli 2010

Namanya Ade

Namanya simpel saja, terdiri dari 3 huruf A.D.E.

Ya, Ade.
Nama lengkapnya saya kurang tahu.
Perempuan berusia 40 tahun ini adalah sosok perempuan yang kuat dan tangguh. Mempunyai seorang suami yang pekerjaannya tidak menentu, membuat Ade harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan 2 orang anak perempuan yang masih duduk dibangku sekolah dasar.

Namanya Ade.
Perempuan asal Sumatera Utara ini mencoba mengadu nasib ke Ibu Kota selepas ia menyelesaikan pendidikan bangku kuliah di Medan sana. Ternyata nasib baik memang berpihak pada dirinya.
Memulai karir sebagai wartawan politik dan menikahi seorang pria seniman tambatan hatinya, membuat dirinya semakin bergairah menjalankan rutinitasnya. Apalagi di tambah dengan kehadiran 2 orang putrinya yang cantik-cantik.

Namanya Ade.
Orangnya simpel, asyik diajak berbicara dan bertukar pikiran.
Meskipun secara materi ia berada dalam posisi yang pas-pas an, tapi ia selalu semangat menjalankan hari-harinya. Hal itulah yang membuat anak-anaknya selalu berprestasi di sekolahnya. Dan hal itu juga yang membuat sang suami terus giat bekerja.

Namanya Ade.
Meskipun materi yang ia miliki tidaklah banyak. Tapi ia selalu optimis, agar buah hatinya dapat tumbuh dengan sehat dan mendapatkan pendidikan dengan baik hingga setinggi mungkin.
Ya, hal inipun sudah terlihat jelas, bidadarinya itu selalu menjadi juara umum setiap tahunnya.

Namanya Ade.
Selalu bersemangat dalam kondisi apapun juga.
Saya salut padanya, tak peduli letak rumahnya yang jauh, dengan telaten dan rutin ia selalu mengantar sang anak untuk mengikuti berbagai macam pelatihan.
Dan nampaknya, hal ini berbuah manis.
Sang bidadari kebanggan ayah ibunya ini sekarang telah memiliki sebuah novel anak-anak yang telah beredar di seluruh toko buku di Jakarta.

Namanya Ade.
Pelajaran berharga telah ia berikan kepada saya.
Hidup merupakan perjuangan keras, dan segala keputusan yang telah dibuat harus siap dengan segala konsekwensinya.
Materi bukanlah tujuan dari suatu kebahagiaan dan impian, tapi materi merupakan sarana untuk mencapai impian dan kebahagiaan tersebut.

Jakarta, 6 July 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar