Sabtu, 31 Juli 2010

Ibu marah



Hari ini Ibu marah kepadaku. Dipukulnya aku kuat-kuat.
"Aduh bu... sakitttt !!!"
Tapi nampaknya Ibu tidak menggubris teriakanku.
Aku tahu, ini semua adalah kesalahanku.
Malam hari, aku berusaha merajuk pada Ibu.
Ketika ia mau tidur, aku sudah berada persis di sebelah sisi yang ia tiduri.
Dan aku berharap ia akan memelukku.
Tapi, nampaknya ia masih marah kepadaku.
Hmm... cara apalagi yang harus kugunakan untuk merayunya ?

Keesokan harinya, Ibu sama sekali tidak menegurku.
Ia tetap diam seribu bahasa.
Aku berusaha mendekatinya, namun tidak berhasil.
Ibu tetap melakukan tugasnya seperti biasanya.
Berbelanja, membersihkan rumah, memasak dan menyiapkan makanan.
Tanpa disuruh, aku langsung makan apa yang sudah ia sajikan.

Sudah 2 hari Ibu marah kepadaku.
Aku bingung, pusing melihatnya seperti itu.Kuputuskan sajalah untuk berjalan-jalan keluar rumah, sekedar mencari hawa segar
dan berharap segera menemukan ide bagaimana caranya agar bisa berbaikan dengan Ibu.
Saat sedang berjalan-jalan, aku bertemu dengan kawan-kawan bermainku.
Beberapa memang teman mainku setiap hari, sisanya 2 orang lagi baru kujumpai saat itu.
Seorang kawan bertanya padaku :
"Kenapa wajahmu kusut seperti itu ?"
"Aku sedang ribut dengan Ibu", jawabku"Sudah 2 hari ini Ibu mendiamiku terus, padahal aku sudah meminta maaf", lanjutku
"Hmm... begitu ya ?"
"Aku tahu itu memang salahku, yang menyebabkan beliau marah besar", ungkapku lagi.
"Hey.... daripada kamu pusing dengan masalah itu, bagaimana kalau nanti malam kamu ikut dengan kita bersenang-senang ?" kata seorang kawan baruku,
"sekedar untuk melupakan masalah yang ada", imbuhnya lagi."Bersenang-senang? memangnya kita akan kemana dan melakukan apa ?" tanyaku kepada si kawan baru itu.
"ohh... jangan khawatir, kita tidak akan melakukan hal-hal aneh kok, hanya berjalan-jalan di malam hari saja", kata si kawan itu.Tanpa pikir panjang lagi, aku menjawab " oh, baiklah kalau begitu, aku ikut denganmu..".
Kemudian aku balik ke rumah dan tidak menggubris Ibu.

Maghrib pun tiba.Aku sudah bersiap-siap untuk menemui kawan-kawanku itu.
Ketika menuju pintu luar, Ibu berkata :
"Mau kemana? maghrib begini kok malah keluar rumah ? Banyak orang jahat di luar sana" katanya kepadaku.
Aku terus berjalan, tidak memperdulikan ucapannya.
Dalam benakku berkata "gantian sekarang aku yang akan mendiami ibu, ini akibat Ibu mendiami aku selama 2 hari ".
Tak begitu jauh dari rumah, aku sudah bertemu kawan-kawanku, jumlah kami ber 5.
Kami saling bercanda, bermain kejar-kejaran dan petak umpet, hingga tanpa kami sadari langit pun semakin gelap. Gelap tanpa bulan dan bintang.
Dari jauh, samar-samar aku mendengar suara Ibu yang memanggil-manggil namaku.
Tapi, "ahh..... biarkanlah" pikirku.
Karena keasyikan bermain, ternyata kami sudah jauh dari rumah. Hatiku pun menjadi was-was.
Aku tahu Ibu pasti khawatir sekali denganku.
Dan aku juga ingat, bapak akan pulang larut malam.
"Ibu, semoga engkau di rumah baik-baik saja', sepercik doaku yang kupanjatkan untuk Ibu dengan tidak sadar.Ternyata dorongan untuk terus bermain mengalahkan keinginan untuk pulang ke rumah. Apalagi jalanan mulai sepi, sehingga menambah keleluasaan kami untuk bermain.

Jenuh bermain, seorang kawan baru mengutarakan idenya.
"hey... kalian melihat rumah itu ?" katanya sambil menunjuk rumah yang dimaksud
"ya", jawab kami serempak."apa yang akan kamu lakukan di rumah itu", tanya salah seorang kawan
"yang pasti aku akan melihat-lihat isi rumah itu", jawab si kawan baru tersebut.
"bagaimana, kalian mau tidak ?" tanya nya pada kami.
Kami semua terlihat masih bingung dengan ide si kawan baru. Di mata kami, rumah tersebut tidak terlihat istimewa. Bagunannya tidaklah besar, berpagar sedang dan ada sedikit halaman depan yang ditanami dengan bunga-bunga rumput, serta 2 buah pintu masuk. Yang pertama pintu depan untuk menuju ruang tamu, satu lagi pintu samping yang kuduga pastilah tembusnya ke dapur.
Lampu di ruang depan telah mati, tapi yang di dapur masih menyala. Tidak satupun dari kami yang mendengar suara orang berbicara.
Kawan baru kami itupun memberikan ide dan strateginya.
"Kita akan masuk dari pintu belakang yang menuju dapur, sepertinya pintu itu masih belum terkunci"."Lalu apa yang akan kita lakukan ?" tanya seorang kawan
"Kita akan mencari apa yang menguntungkan untuk kita bersama, dan hasilnya akan dijadikan satu dan dibagi rata sesuai dengan jumlah yang ada saat ini", jawab si kawan baru itu.
Tanpa pikir panjang lagi, kami semua langsung mengiyakan.
"Hmm... lumayan.. jika dapat, ini bisa menjadi bekalku beberapa hari selama jauh dari rumah" pikirku sendiri.
"Nah, mari kuberikan petunjuknya", kata si kawan pemberi ide
"aku akan masuk duluan ke dapur itu, dan mencari tempat bersembunyi antara dapur dan ruang makan, aku akan memberikan kode-kode jika ada yang menuju ke dapur, menyusul kamu dan dia", sembari melihat kearahku dan kawanku, tahulah aku bahwa akan menjadi pengumpul barang yang telah dibicarakan tadi"."Buru-burulah kalian cari tempat bersembunyi", lanjutnya lagi.
Terakhir adalah 2 kawanku lainnya, tugas mereka bersembuyi di dekat pintu dapur itu, berjaga-jaga agar tidak tertutup.
Hatiku pun was-was, karena ini adalah pengalaman pertamaku.
Tak lama, setelah kami masuk ke dapur dan bersembunyi, kami mendengar suara eongan dari sang kawan yang bertugas sebagai pemberi kode. Semenit kemudian, tahulah kami siapa yang berjalan menuju arah dapur. Ternyata si pembantu rumah tangga. Ia berjalan sambil bersiul-siul kecil, kemudian langsung menuju kearah kompor, dan langsung mematikan kompor tersebut.
Oh... ia sedang menjerang air rupanya. Kami seketika berusaha untuk sediam mungkin, tidak mengeluarkan suara dan berusaha menahan napas, agar kehadiran kami ini tidak di ketahui olehnya.Kemudian si pembantu itu mulai menyiapkan gelas-gelas di atas meja dapur. Aku dapat melihatnya, karena bersembunyi di bawah meja kompor tersebut. Dapat kutebak, gelas-gelas itu pasti akan diisi dengan kopi dan teh, dan ternyata tebakanku tidaklah salah. Si pembantu mulai menuangkan air mendidih itu ke gelas-gelas tersebut. Sejauh ini kami masih aman.

Namun siallll.... !!!!Tanpa sengaja, si pembantu itu menginjak ekor salah satu kawanku. Kawanku itu langsung berteriak sekuat-kuatnya. Dan tanpa di komando, kami pun segera berhamburan keluar, berlari sekuat tenaga menuju pintu dapur yang masih setengah terbuka.
Tanpa kusadari, aku berteriak...
"Ibuuuuuuuu............ sakiiittttttttt"Aku seolah merasakan kembali pukulan Ibu waktu itu. Tapi yang ini lebih sakit dan perih.
Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, aku terus berlari sekuat-kuatnya. Aku sudah tidak tahu lagi, bagian tubuhku yang mana yang sakit, yang tercium olehku hanyalah baru darah saja.
Semakin lama lariku semakin pelan. Penglihatanku semakin nanar, dan aku berasa berada di awang-awang. Suara kawan-kawanku yang riuh, semakin lama semakin menghilang tak terdengar lagi.Mendadak, terlihat jelas di mataku, wajah Ibu yang penuh kekhawatiran terhadapku.

*****

Ini adalah kisahku.Seekor kucing jantan berusia 6 bulan. Buluku berwarna hitam dan putih.
Aku tahu, Ibu sayang kepadaku.Sekarang, buluku tidak seperti dulu lagi. Terlihat kusam dan pada beberapa bagian di tubuhku
dipenuhi oleh luka bernanah. Dan yang parahnya lagi, satu mataku mengalami kebutaan.
Aku tidak tahu pasti, apa yang menyebabkan diriku seperti ini.
Yang kutahu, aku berlari dan terus berlari untuk menghindar dari si pembantu rumah tangga itu.
Menurut kawan-kawanku, aku terkena siraman air mendidih, karena aku yang paling akhir keluar dari rumah itu.
Ahhh.... aku ingat kejadian mengerikan itu.
Sekarang cacat sudah fisikku. Aku malu pada Ibu.
Ia hanya membelaiku saja, sembari mulutnya tidak berhenti mengucapkan permintaan maaf padaku, dan tanpa rasa jijik ia terus mengobatiku.
Ibu tidak menangis, tapi ku tahu pasti hatinya bersedih.
Ibu maafkan aku ya, dan jangan marahi ku lagi....

Jumat, 30 Juli 2010

Sepi


Memandang langit pada malam hari
Berharap cemas, sang malam akan membawa kabar darinya.

Memandang langit, dipeluk malam yang sepi
Menunggu datangnya yang kucari.
Tidak kunjung jua apa yang kunantikan
Hingga air mata jatuh bercucuran

Suara siapa malam-malam


Suara itu sudah lama kukenali
Menemaniku melewati malam-malam di hutan tropis
Bermain-main bersama percikan unggun yang menggigil

Ia telah lama menjadi kawan setia
Ia ada di mana-mana,
Di Aspen, Rocky Mountains kala seribu pinus bernyanyi ditiup angin selatan
Di Timbuktu, tepi Sahara, kala pasir ikut berpusaran
Pada pagi di Madagaskar, kala kecipaknya di air seperti kegirangan
Atau melaburi warna-warna kembang pada Mei pertama
yang jatuh di sepanjang Jalur Sutera
juga pada suatu ketika purnama mencium Akita

Suara apakah, suara siapakah
yang sering berbisik lamat-lamat
Kata-katanya kadang terdengar di sisi ranjang
Seringpula ia seperti tengah mengusap-usap kepala

Dalam ruku' ia memantulkan doa
Dalam sujud seperti gema
Lalu kata-kata mengalir seperti lautan cahaya
Benderang, tapi menyejukkan mata

Suara siapakah, suara apakah
yang kini tengah mengajakku bicara
ketika Yaa Siin masih kubaca
ia seperti menatap dari sebalik jendela
dan duduk di ujung kakiku tiba-tiba

Suara yang tak pernah tidur
yang selalu membayangi waktuku
dari pagi
hingga pagi

*in memoriam 24 Juni 2000*

Selasa, 27 Juli 2010

Nightmare academy


Judul : Nightmare Academy
Pengarang : Dean Lorey
Penerbit : Rajut Publishing

Berhati-hatilah jika di saat sedang tidur terlelap, mimpi buruk memasuki alam bawah sadarmu. Kemungkinan besar kamu bisa memasukkan monster ke dalam dunia nyatamu !!!

Itulah yang dialami Charlie Benjamin. Bocah berusia 11 tahun itu berniat untuk tidak akan pernah tidur. Mimpi seram selalu masuk ke dalam alam bawah sadarnya dan pada akhirnya, ia dapat membuka portal besar yang menghubungkan dunia nyata dengan dunia para monster yang menakutkan. Karena hal itulah, Charlie selalu di juluki si 'anak aneh'.
Hidup dalam keterasingan dari teman-teman sebaya nya, membuat Charlie amat dan sangat kesepian. Semua teman-teman dan guru-guru di sekolahnya selalu mengolok-olok dirinya karena keanehan tersebut. Berpindah dari satu sekolah ke sekolah lain bukan hal baru lagi bagi Charlie. Meskipun begitu, tetap saja cap 'anak aneh' selalu melekat pada dirinya.
Hingga pada akhirnya orang tua Charlie memutuskan bahwa dirinya tidak boleh pergi kesekolah. Dan mulai saat itu ia belajar di rumah saja.

Kejadian aneh mulai menimpa dirinya dan keluarganya. Bermula pada saat Charlie menerima undangan menginap dari teman seusianya yang tinggal satu komplek dengan dirinya. Anak tersebut pun tidak dikenali Charlie, tapi dengan adanya undangan tersebut hal itu tidak menjadi masalah, baginya ada seorang anak yang mau bermain dengan dirinya saja sudah membuatnya bahagia.
Meskipun mati-matian orang tuanya melarang Charlie untuk ikut acara tersebut, tapi ia tetap ngotot, bahwa ini adalah kesempatan bagi dirinya untuk memulai hubungan baru dengan teman-teman barunya, tidak lupa juga ia meyakinkan orang tuanya bahwa mimpi buruk itu tidak pernah datang kembali.
Hingga suatu kejadian aneh datang menghampiri bocah-bocah yang sedang bersenang-senang itu. Tanpa disadari oleh Charlie, ia telah membuka sebuah portal besar yang menghubungkan antara dunia manusia dengan dunia monster yang amat menakutkan. Untung saja, datanglah 3 orang manusia yang menyelamatkan hidupnya dengan menutup portal tersebut. 3 orang inilah yang pada akhirnya akan melatih "si anak aneh" untuk mengendalikan kekuatannya itu dan tentunya akan merubah hidupnya selama-lamanya.

*****
Jujur saja, begitu membaca buku ini benar-benar mengingatkan saya akan buku Harry Potter. Tapi dengan cepat, di pertengahan cerita, si penulis membelokkan arah dari "aura Harry Potter". Dengan sampul cover yang berwarna merah tua dan kata-kata yang menarik minat saya untuk membeli "menjinakkan monster ganas menjadi sopan" ini membuat saya tidak bisa berhenti untuk menuntaskannya. Dan pastinya saya akan menanti buku lanjutannya.

Rabu, 21 Juli 2010

Kisah 47 Ronin


Judul : Kisah 47 Ronin
Pengarang : John Allyn
Penerbit : Matahati

Satu lagi buah karya dari Negeri Sakura, Jepang. Rasanya sudah menjadi rahasia umum jika novel-novel Jepang selalu bernuansa dengan kondisi Jepang tempo dulu. Novel-novel ini jelas sangat memanjakan para penggemar setianya, dengan kisah-kisah heroik dan kepahlawanan pada saat itu. Dan pastinya para penggemar novel Jepang pun tidak asing lagi dengan samurai, ninja, ronin, daimyo, geisha dan lain sebagainya.
Jepang, sebagai salah satu negara yang menganut sistem kekaisaran jelas nampak mengalami perubahan layaknya sebuah negara. Perubahan itu tidak hanya mencakup pada tatanan sosial dan kebudayaan masyarakat saja, tapi juga termasuk kondisi politik yang selalu berubah-ubah.

______

Kisah 47 Ronin ini merupakan kisah nyata yang terjadi pada zaman Jepang periode awal abad ke 18. Pada saat itu, ibukota Jepang masih berpusat di Edo (sekarang Tokyo) dan dibawah kepemimpinan Shogun, sebagai pimpinan tertinggi di Jepang. Untuk mengatur wilayahnya, sang Shogun di bantu dengan beberapa daimyo (penguasa militer setempat) untuk mengatur ketertiban dan keamanan daerah. Dan tentu saja, para daimyo ini tidak bekerja sendirian, mereka dibantu dengan beberapa samurai yang bertugas membantu tuannya. Untuk menjadi samurai pun tidaklah mudah, kesetiaan dan loyalitas yang tinggi menjadi prioritas nomor 1.

Alkisah, pada abad ke 18 dimana kekuasaan Shogun masih berpusat di Edo, Jepang dilanda kekacauan. Pesta pora yang merebak di sudut-sudut kota, aturan pajak yang tidak benar serta tatanan masyarakat yang carut marut membuat Jepang nyaris kehilangan jatidirinya. Ditambah dengan perkembangan budaya yang tidak ada batasan moral serta etika. Para daimyo yang bertugas seenak saja dan tidak mementingkan kepentingan rakyat, membuat salah satu daimyo yang berasal dari Ako, Lord Asano menjadi geram. Suap menyuap yang sering terjadi di depan matanya membuat Lord Asano merasa tidak kerasan berada di Edo. Di tambah lagi dengan tradisi istana yang tidak bermanfaat dan terkesan membuang-buang waktu, semakin menambah kekesalan Lord Asano.
Hingga pada suatu saat, kekesalan yang ada di hati Lord Asano tiba pada titik puncaknya. Di perjamuan itu ia terlibat adu mulut dengan penguasa setempat Lord Kira. Keduanya memang tidak saling menyukai. Lord Asano tidak menyukai Lord Kira karena yang tamak terhadap uang dan selalu mengharapkan uang atas jasanya, sedangkan Lord Kira juga sebaliknya, membenci Lord Asano, karena menganggap Lord Asano pimpinan yang "sok suci" dan akan membahayakan bagi jabatan Lord Kira.
Adu mulut itu pun tidak dapat dihindarkan. Lord Asano yang sudah terbakar emosi secara tidak sengaja melukai Lord Kira. Dan tentu saja, hukuman yang akan di terima Lord Asano sudah ada dalam bayangannya. Secara cepat, Lord Asano pun dibawa ke penjara. Karena perbuatannya maka ia akan di hukum. Kepergian Lord Asano inipun tidak di ketahui oleh samurai pengiringnya, Kataoka.

Menjelang sore, salah satu samurai kesayangan Lord Asano, Kataoka mulai cemas. Pasalnya, seluruh undangan dalam acara perjamuan itu sudah pada pulang. Tapi Kataoka tidak melihat tuannya keluar dari acara tersebut. Berbekal informasi yang dia dapat dari samurai lainnya, syoklah Kataoka begitu mengetahui pemimpinnya telah dibawa menuju sel penjara untuk menjalankan hukuman.
Dan Lord Asano pun hukum dengan cara seppuku (menusuk dirinya sendiri), di depan mata sang samurainya, Kataoka.

Dunia Kataoka pun seakan jungkir balik. Ia sekarang menjadi ronin alias samurai tak bertuan. Sebuah kedudukan yang tidak ada artinya dimata masyarakat. Samurai yang tidak dapat lagi berbakti dan mengabdi pada tuannya. Ia tetap yakin, kematian yang terjadi bukan karena kesalahan tuannya, tapi memang sang shogunlah yang bersalah.
Berbekal tekad yang kuat, meskipun menjadi ronin, Kataoka bersumpah akan menuntut balas kepada orang yang telah membunuh tuannya. Baginya, biarlah menjadi ronin, asal nyawa sang tuan damai di alam sana.

Berbekal tekad kuat dan dorongan dari pengikut Lord Asano, Kataoka dan Oishi (samurai tertua dalam klan Asano) mulai menghimpun massa dan menyusun strategi. Apalagi setelah ia mendengar bahwa Lord Kira ternyata tidak mati, semakin kuatlah tekadnya untuk membalas dendam.

Penantian untuk membalas dendam pun semakin lama semakin membuncah di masing-masing ronin. Meskipun mereka harus menunggu selama 2 tahun, untuk menantikan saat yang tepat melakukan penyerbuan. 2 tahun masa penantian yang cukup lama bagi para ronin ini. Apalagi hidup mereka dalam masa itu selalu dibayang-banyangi oleh mata-mata dari kubu Lord Kira.
Dari hari ke hari para pengikut Lord Asano ini malah berkurang, hal ini disebabkan banyak dari massa tersebut yang masih mempunyai tanggungan keluarga, dan banyak diataranya adalah pria-pria yang sudah berumur.
Dan pada saat menjelang hari penyerbuan terkumpullah jumlah samurai sebanyak 47 orang. Mereka inilah yang akan menuntut balas terhadap kematian tuan mereka.

Waktu dan tanggal pun telah ditentukan, penyerbuan pun akhirnya dilakukan. Meskipun para ronin ini pada akhirnya kesampaian menuntut balas. Kejadian ini pun sempat membuat kekaisaran Jepang menjadi heboh. Pro dan kontra terhadap tindakan para ronin ini menjadi pembahasan umum dimana-mana. Kekaisaran dan Shogun seakan lumpuh menghadapi hal ini.
Apalagi kejadian ini pun dianggap balas dendam paling berdarah di Jepang.
Hingga pada akhirnya Kaisar pun memutuskan, berdasarkan petuah dari pendeta kuil, bahwa tindakan balas dendam yang dilakukan para ronin ini tidaklah sesuai dengan anjuran agama, apapun itu alasannya.
Dan dengan berbesar hati ke 47 ronin ini pun menerima hukuman yang sudah ditetapkan, bagi mereka hukuman itu adalah hukuman yang terindah, karena mereka telah mengantarkan sang tuan menuju kedamaian abadi.

Senin, 19 Juli 2010

Dongeng Semusim


Judul : Dongeng Semusim
Pengarang : Sefryana Khairil
Penerbit : Gagas Media

Pada suatu hari :
Saya (Sy.) : 'Hai apa kabarnya ? tumben nelpon gw sekarang?'
Teman (Tmn.) : ' Hehehehe... iya soalnya lg seneng nih...'
Sy. : 'Huh, giliran seneng aja telpon deh'. Btw, ada apaan nih ?'

Tmn. : 'emmm... gw dah dapet cowok baru nih'
Sy. : 'ohh.. jadi telpon cuma ngabarin udah dapet cowok lagi?'

Tmn. : 'hehehhe... iya. Seneng banget sih...'
Sy. : 'hmmm... ok'


Dan percakapan kami pun selesai sampai situ saja.
Beberapa hari kemudian, saya makan siang bersama teman saya itu, sebut saja namanya Nana.

Maka terjadilah percakapan seperti dibawah ini :

Sy. :' Na, mau pesen makanan apaan nih? (kebetulan resto yang kami sambangi adalah resto cina)'.

Nana :' hmmm... apaan yah?' lu pesen apa ?'
Sy. : 'bingung'. Tapi nasi goreng seafood boleh jugalah'
Nana :'gw sup aja deh. Sup ayam tanpa nasi'.
Sy. : 'Serius lu. Cuma sup aja?? ntar sakit maag mu kambuh loh'.
Nana :' iya. Sekarang gw harus makan dikit aja, biar nanti terbiasa makan dikit kalau diajak cowok gw dinner'.
Sy. : 'OMG !!!

Jujur saja, mendengar jawaban seperti itu saya langsung berasa gemas dengan Nana. Habis yang saya tahu, Nana itu seorang cewek yang gemar makan, maksudnya suka mencoba makanan baru dan makannya normal lah untuk ukuran perempuan. Tapi kalau hanya demi sang pujaan hati dia mengubah porsi makannya, dari yang normal ke tidak normal, itu cukup saya pertanyakan. Karena dia makan juga tidak rakus, kemaruk atau apalah itu. Jika memang makanan itu enak, dia nambah 1 porsi lagi. Jika rasanya biasa saja dia cukupi saja. Jika tidak terlalu enak, tetap dia makan demi menghormati teman makannya itu, meskipun bakal bersisa.
******
Balik ke buku karangan Sefryana ini. Perbedaan antara masih pacaran hingga berkeluarga kadang menjadi bahan perbincangan yang hangat. Saat pacaran, si pria adalah orang yang sangat romantis, tidak pernah lupa tanggal ulang tahun, tanggal jadian dll dll. Tapi setelah menikah, si pria mendadak lupa tanggal jadian, tanggal nikah dll dll... Waktu pacaran, 'cowok ku rajin banget sms dan telpon kalau waktu makan siang, mengingatkan untuk makan dan sholat, tapi sekarang sudah menikah, huh.. mana ingat dia untuk menelpon aku saat jam istirahat?' hmmm.... sebagian contoh diatas adalah keluhan-keluhan yang sering kudengar.

Dan itulah yang dialami Sarah dan Nabil dalam buku ini. Kerap Sarah selalu mempertanyakan, apakah Nabil adalah pilihan yang tepat untuk mendampingi hidupnya kelak ?
Meskipun Sarah sering jengkel menghadapi prilaku Nabil yang terkesan santai dan cuek, namun ia masih bisa menjaga rasa cinta itu. Pengorbanan terbesar dalam hidupnya pun telah ia putuskan. Mengganti agamanya dan mengikuti agama Nabil merupakan keputusan yang sulit buat Sarah, hingga hubungan ia dan ayahnya menjadi kurang baik. Tapi, lagi-lagi demi cintanya pada Nabil.


Bagi Nabil sendiri, Sarah adalah perempuan pujaannya. Tapi Nabil lupa, bahwa setiap manusia pasti berubah. Apalagi jika perubahan itu sebenarnya menuju ke arah kebaikan, tapi hal itu tidak disadari oleh pasangannya ?? Bagi Sarah, ia sudah memutuskan untuk pindah agama, jelas ia harus berani untuk mempelajari hal tersebut secara sungguh-sungguh. Tapi di mata Nabil, Sarah mengganggu kehidupannya dengan hal-hal seperti itu. Apa yang dilakukan Sarah terkait dengan perubahan demi suaminya, seakan tidak disadari oleh Nabil. Ia terus menerus mempertanyakan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri Sarah.
Hingga pada akhirnya, konflik yang sepele itu menjadi bom meletus bagi mereka berdua. Dan introspeksi dirilah yang harus mereka jalani bersama-sama.

******

Pernikahan?? Sebenarnya apa sih inti dari pernikahan ??
Bagi saya jelas, mencari pasangan hidup dan mengarungi hidup berdua hingga ajal menjemput.
Menikah, berarti menggabungkan 2 watak yang berbeda. 2 fisik yang tidak sama. Dan semua keputusan harus di putuskan secara bersama. Ya, menikah tidaklah mudah. Satu sama lain harus bisa saling menekan egonya. Tidak boleh egois, dan siap berbagi, siap menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Makanya saya amat dan sangat menentang, jika pada saat pacaran perempuan terutama, suka jaga image di depan pacarnya. Seperti yang dilakukan teman saya di atas. Amat disayangkan jika saat pacaran terlalu jaga image, setelah menikah pasti keduanya akan kaget terhadap pasangan masing-masing.

So keep natural...


Jumat, 16 Juli 2010

Blindness


Judul : Blindness
Pengarang : Jose Saramago
Penerbit : Ufuk Press

Saya mendapatkan buku ini hasil dari tukar menukar dengan seorang teman di Goodreads. Membaca beberapa review mengenai buku ini, memutuskan saya untuk meminjamnya. Hmm.. sepertinya seru juga....

*****

Apa jadinya jika sebuah kota di landa oleh kebutaan massal ?? Kebutaan yang bukan pada umumnya. Karena biasanya orang buta merasakan kegelapan, tapi yang ini beda, para orang buta merasa dihadapan mereka terbentang kabut putih yang tebal dan berkilauan.
Kejadiannya sungguh mendadak. Seorang pengemudi mendapat serangan kebutaan saat ia sedang berada di lampu merah di dalam mobilnya. Seorang pencuri yang memanfaatkan si pemilik mobil tersebut, secara mendadak juga terserang kebutaan. Seorang dokter mata, sehabis ia praktek juga dilanda hal yang sama. Perempuan pelacur pun mengalami juga, saat ia selesai menerima 'tamu'nya.

Pemerintah kota setempat mengeluarkan ultimatum, bahwa kota diserang sebuah wabah penyakit kebutaan, bagi siapa saja yang mengalami hal tersebut diharapkan untuk berkumpul di suatu tempat yang sudah disiapkan oleh pemerintah guna menghambat penyebaran penyakit tersebut. Pelan-pelan lama-lama jumlah penderita kebutaan bertambah. Termasuk si dokter mata. Tetapi sang istri yang kasihan melihat suaminya buta, akhirnya pun ikut serta menemani si suami menuju tempat karantina, dengan dalih ia pun juga buta.
Akhirnya rombongan 'buta' tersebut sampai di sebuah tempat. Tempat tersebut adalah sebuah bangunan dengan banyak bangsal yang rupanya bekas rumah sakit jiwa. Istri dokter mata selalu memberikan gambaran apa saja kepada suaminya. Hingga akhirnya mereka ditempatkan di sebuah ruangan dengan beberapa tempat tidur.

Berbagai macam aturan diperintahkan oleh para penjaga bangsal tersebut. Mereka adalah tentara-tentara yang di sewa oleh pemerintah untuk menjaga dengan ketat agar wabah kebutaan tidak menyebar.
Hari terus berlalu, semakin lama peraturan yang telah ada dirasakan mulai 'aneh'. Para pengidap penyakit kebutaan ini secara tidak langsung mereka diperlakukan seperti binatang. Mereka dijanjikan akan diperiksa oleh dokter mata yang akan didatangkan oleh pemerintah, namun hal itu tidak kunjung datang. Pembagian jatah makanan yang semakin berkurang, sarana umum yang tidak terawat dan berbau busuk, hingga mencapai puncaknya ketika jumlah penderita kebutaan semakin bertambah. Dimana, ternyata gedung sudah tidak dapat menampung orang lagi. Para tentara mulai menembaki mereka pada saat pengambilan jatah makanan, dengan alasan dengan menembaki mereka, maka pendatang baru bisa mendapatkan ruangan. Hingga suatu saat akhirnya perpecahan pun tiba...

******
Membaca buku ini, jelas membuat saya bergidik ngeri membayangkan hal tersebut. Buku ini jelaslah menggambarkan sebuah sistem pemerintahan yang sakit,serta krisis kemanusiaan yang terjadi. Dan berhasil ditulis dengan baik oleh sang pengarang.

Kamis, 08 Juli 2010

Di Selubung Malam


Judul : Di selubung malam
Pengarang : Novia Syahidah
Penerbit : DAR ! Mizan


Mandalika oh Mandalika
.....
Mengapa nasibmu malang nian....
Tidak secantik namamu,
bak nama seorang putri,
Putri Mandalika

Mandalika adalah seorang gadis muda yang besar di sebuah kampung kecil bernama Meninting di Lombok. Terlahir dari keturunan bangsawan suku Sasak, tidak membuat dirinnya menjadi besar kepala. Ibunya, Saqnah adalah seorang wanita keturunan bangsawan tinggi dari kampung Bayan Timur, menikahi seorang pria keturunan bangsawan 'biasa' dari daerah Narmada. Pernikahan Saqnah dengan bangsawan 'biasa' yang bernama Gerantang rupanya tidak mendapat restu dari Rahadian Sigeti, ayah Saqnah. Hal ini terjadi karena Gerantang berasal dari daerah di luar kampung Bayan dan permintaan mas kawin yang terlampau mahal dan sudah pasti tidak dapat dipenuhi oleh Gerantang, meskipun ia seorang bangsawan.

Daripada seumur hidup menjadi perawan tua hanya karena mempertahankan adat, berbekal dorongan dan opitimisme yang tinggi dari sang kakak, Apti, Saqnah pun memberanikan diri untuk kawin lari dengan Gerantang.
Setelah berpindah-pindah tempat tinggal, akhirnya pasangan suami istri itu menetap di desa Meninting, sebuah desa yang jauh di pedalaman Lombok. Saqnah dan suaminya pun bahu membahu menghidupi keluarga kecil mereka, apalagi anggota keluarga sudah bertambah dengan kehadiran 2 orang buah hatinya. Yang pertama bernama Jagat Wira dan yang ke dua bernama Mandalika.
Sejak pindah ke kampung Meninting, tabiat Gerantang mulai berubah. Ia doyan mabuk dan berjudi. Hasil panen, kerbau dan sapi sudah habis digunakan untuk membayar hutang kekalahannya. Hingga pada akhirnya Gerantang terjebak dalam lingkaran lintah darat yang terkenal kejam di kampung itu.
Karena harta bendanya sudah habis dipergunakan untuk membayar hutang judi, maka pada saat si lintah darat, Munahar menagih hutang-hutangnya yang lain, Gerantang tidak siap untuk menghadapinya. Ancaman demi ancaman di berikan kepada Gerantang hingga pada akhirnya ia harus membayar hutang-hutang tersebut dengan memberikan sang istri. Meskipun di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia tidak rela, tapi mau bagaimana lagi daripada mati sia-sia. Sedangkan ia sendiri di buang oleh Munahar ke Sumbawa.

Bagaimana kelanjutan hidup Mandalika beserta sang ibu, lepas dari sang ayah?
Sedikit demi sedikit sang Ibu beserta Mandalika mulai menyusun dan memulai kehidupan baru. Meskipun mereka masih saja bertanya-tanya kemanakah sang ayah. Semua yang berhubungan dengan "masa kelam" yang dihadapi oleh ibunya berusaha dikubur Mandalika. Baginya hal itu hanyalah mengobarkan api kemarahan dalam dirinya saja.

Lalu bagaimana pula reaksi kakak Mandalika mengetahui hal yang menimpa sang adik dan ibunda tercintanya ? apakah ia akan menuntut balas kepada sang ayah atau malah akan memaafkannya?
Temukan jawabannya pada buku ini.

*****

Sekali lagi buah karya dari Forum Lingkar Pena yang saya kagumi. Meskipun tema yang diangkat bukan merupakan tema baru atau unik, tapi tetap tidak membuat saya ingin melepaskan buku ini. Cukup salut kepada FLP, setiap buku yang ditulisnya selalu bermuatan dakwah, nasihat, dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dan semuanya itu dikemas secara apik, tidak menggurui, tidak menasehati hingga pesan yang termuat di dalamnya bisa dicerna pembacanya. Mengambil latar cerita di sebuah desa kecil di pedalaman NTB membuat buku ini "kaya akan cita rasa". Tentunya akan terus membuka mata kita untuk selalu bersyukur kepada sang Khalik.



Selasa, 06 Juli 2010

Namanya Ade

Namanya simpel saja, terdiri dari 3 huruf A.D.E.

Ya, Ade.
Nama lengkapnya saya kurang tahu.
Perempuan berusia 40 tahun ini adalah sosok perempuan yang kuat dan tangguh. Mempunyai seorang suami yang pekerjaannya tidak menentu, membuat Ade harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan 2 orang anak perempuan yang masih duduk dibangku sekolah dasar.

Namanya Ade.
Perempuan asal Sumatera Utara ini mencoba mengadu nasib ke Ibu Kota selepas ia menyelesaikan pendidikan bangku kuliah di Medan sana. Ternyata nasib baik memang berpihak pada dirinya.
Memulai karir sebagai wartawan politik dan menikahi seorang pria seniman tambatan hatinya, membuat dirinya semakin bergairah menjalankan rutinitasnya. Apalagi di tambah dengan kehadiran 2 orang putrinya yang cantik-cantik.

Namanya Ade.
Orangnya simpel, asyik diajak berbicara dan bertukar pikiran.
Meskipun secara materi ia berada dalam posisi yang pas-pas an, tapi ia selalu semangat menjalankan hari-harinya. Hal itulah yang membuat anak-anaknya selalu berprestasi di sekolahnya. Dan hal itu juga yang membuat sang suami terus giat bekerja.

Namanya Ade.
Meskipun materi yang ia miliki tidaklah banyak. Tapi ia selalu optimis, agar buah hatinya dapat tumbuh dengan sehat dan mendapatkan pendidikan dengan baik hingga setinggi mungkin.
Ya, hal inipun sudah terlihat jelas, bidadarinya itu selalu menjadi juara umum setiap tahunnya.

Namanya Ade.
Selalu bersemangat dalam kondisi apapun juga.
Saya salut padanya, tak peduli letak rumahnya yang jauh, dengan telaten dan rutin ia selalu mengantar sang anak untuk mengikuti berbagai macam pelatihan.
Dan nampaknya, hal ini berbuah manis.
Sang bidadari kebanggan ayah ibunya ini sekarang telah memiliki sebuah novel anak-anak yang telah beredar di seluruh toko buku di Jakarta.

Namanya Ade.
Pelajaran berharga telah ia berikan kepada saya.
Hidup merupakan perjuangan keras, dan segala keputusan yang telah dibuat harus siap dengan segala konsekwensinya.
Materi bukanlah tujuan dari suatu kebahagiaan dan impian, tapi materi merupakan sarana untuk mencapai impian dan kebahagiaan tersebut.

Jakarta, 6 July 2010.

The Worry Tree


Judul : The Worry Tree
Pengarang : Marianne Musgrave
Penerbit : Atria - Serambi Grup

Apakah kamu mempunyai kecemasan ? Mempunyai masalah dengan teman-teman barumu? Merasa tidak nyaman pindah ke suatu tempat ?
Pusing dengan pertengkaran yang terjadi pada orangtuamu?
Jangan khawatir, karena ada Pohon Cemas yang akan membantu untuk memecahkan segala persoalan yang kamu hadapi.

Pohon Cemas itulah namanya. Sebuah pohon dengan banyak dahan serta daunnya yang rimbun, ia tidak terlalu tinggi dan bukan termasuk kategori pohon yang pendek. Uniknya, di setiap dahan pada Pohon Cemas ini ditunggui oleh hewan-hewan manis dan cantik, yang akan membantumu sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Ada Wolfgang si wombat yang montok, ahli dalam memecahkan masalah soal pertemanan, Petronella si baby pinky yang jago banget membantu masalah kamu soal dunia sekolah (tapi tidak termasuk membuatkan pekerjaan rumah loh....), si kambing Gwyneth yang bisa mengurangi rasa sakitmu, Dimitri si anjing berbulu coklat yang ramah, ahli memecahkan permasalahan yang terjadi dalam keluargamu, Piers si burung merak nan cantik, jago sekali menemukan barang-barang yang hilang, yang mungkin saja karena kamu lupa meletakannya di suatu tempat, dan yang terakhir adalah Delia si bebek kuning, akan mengatasi kecemasan yang akan kamu hadapi jika berhadapan dengan lingkungan baru.

So, apakah kamu masih merasakan kecemasan terhadap sesuatu ?? jika ya.. segera saja datangi Pohon Cemas, dijamin ia dan hewan-hewannya yang luar biasa itu akan setia mendengarkan curhatmu dan segera membantu.

Anak

Pada suatu hari, percakapan saya dengan seorang teman, sebut saja namanya AD.

AD : "mbak, lagi apa nih ?? ganggu gak aku telpon ??"
Saya : " gak lagi ngapa2in kok. Emang ada apa, tumben nih telpon ? "
AD: "ah enggak kangen aja sama mbak, udah lama gak ada kabarnya". Tapi sebenarnya mbak aku lagi pusing...."Saya : "pusing kenapa sih ??"
AD : " iya nih belum hamil-hamil juga"
Saya : "trus...? memangnya ada tuntutan suami untuk cepet-cepet hamil"
AD : "gak ada sih mbak, suamiku sih santai aja"
Saya : "nah terus kenapa pusing?"
AD :" yah karena saya merasa belum menjadi perempuan seutuhnya"
Saya : ????

__________________________________________________________________________________
Bagi saya alasan diatas amatlah tidak masuk akal, anak adalah suatu anugerah. Tidak perlu ditunggu, tidak perlu di cari, tapi jika Allah sudah mengizinkan pasti ia akan datang kepada kita. Saya suka heran dengan teman-teman yang perkawinannya masih seumur jagung tapi sudah ribut karena anak tidak kunjung ada. Haiii.... mengapa harus diributkan sih ??
Apakah kalian tidak ingin menikmati kebersamaan bersama pasangan ??? yang dulunya bertemu dengan pasangan hanya sekedar jalan ke mall, nonton bioskop, makan atau yang sejenisnya. Tapi sekarang setelah menikah apakah tidak mau menghabiskan waktu seharian di hari libur dengan berkebun bersama pasangan, merapikan rumah bersama-sama atau sekedar berbelanja kebutuhan sehari-hari ke pasar ??

Dan lagi untuk saya pernikahan itu tidak sekedar menikah, punya anak, membesarkan anak, tapi lebih kepada penyatuan 2 otak yang berbeda. Lebih kepada kekompakan, belajar bertoleransi kepada pasangan, belajar menahan ego, belajar mengalah dan saling menghargai, dan tentunya menyalurkan keinginan biologis. Sedangkan anak hanyalah bonus dari hal tersebut.

Selama menikah pun saya amat dan sangat menikmati kebersamaan bersama pasangan, meskipun hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang simpel saja., seperti saya membersihkan rumah, suami mencuci pakaian, dan pasangan pun tidak menuntut harus cepat-cepat untuk memiliki anak. Yang pasti kita memahami sekali, untuk memiliki anak tidak lah semudah membalikkan telapak tangan. Kita harus matang dalam hal finansial, emosi dan spiritual. Anak memang hadiah dari Allah, tapi tentu saja Allah akan marah jika anak itu di sia-siakan. Orang banyak bilang, semakin banyak anak semakin banyak rizkinya. Itu sudah jelas bagi saya, anak mempunyai garis takdir dan tangan yang berbeda. Tapi bukankah anak itu perlu kita besarkan dan kita didik ? bukankah untuk membesarkan mereka serta mendidiknya juga membutuhkan uang ? Agar anak mempunyai rizki yang baik, bukankah harus diberi pakaian yang halal, makanan yang halal serta pendidikan yang baik ?? apakah itu semua tidak membutuhkan yang namanya uang ??

So, untuk apa pusing sampai harus stress jika anak belum hadir dalam kehidupan kita. Percayalah Allah maha mengetahui setiap hambanya. Ambillah sisi positifnya, jika memang kita belum dikaruniai anak, introspeksilah diri sendiri, mungkin secara ekonomi masih belum mapan, secara emosi juga belum stabil, dan secara kehidupan bersama pun masih banyak konflik. Dan satu hal yang penting yang harus di ingat :
Hal itu akan terasa indah pada waktunya




Void Moon


Judul : Void Moon
Pengarang : Michael Connely
Penerbit : Serambi

Buku ini adalah buku pertama karangan Michael Connely yang saya baca, dan menjadi buku penutup di bulan Juni kemarin.
Hmmm.. apa yang ingin saya ceritakan dari buku ini ya??
Tentu saja, pertama adalah novel ini murni novel thriller. Kisah seorang detektif yang ambisius dalam mengejar penjahat. Saking ambisiusnya, si detektif rela membunuh untuk memuluskan jalannya dalam menangkap si penjahat, dan tentu saja ada kepentingan lain yang ia harapkan dari pekerjaan itu.

Di satu sisi, Cassie Black adalah seorang tawanan penjara karena terkena kasus pencurian terhadap banyak kasino di Las Vegas. Salah satunya adalah kasino Cleo yang merupakan kasino terbaik dulunya, yang sekarang telah turun tingkat menjadi kasino kelas 3.
Dulunya Cassie Black dan pasangannya Max, merupakan pasangan pencuri kasino kelas kakap. Segala macam tehnik mereka kuasai dan tentu saja orang-orang yang mereka curi adalah para pemain kelas kakap juga di kasino tersebut. Hingga saking canggihnya mereka mencuri, pencurian yang mereka lakukan pun bukan hanya mengejar hasilnya tapi justru merupakan 'hobi' mereka, yang benar-benar ingin memacu adrenalin.
Hingga pada suatu saat pun Max meninggal karena jatuh dalam menjalankan aksinya di Cleo. Tidak seorang pun yang tahu penyebab Max jatuh. Semuanya bersaksi max jatuh karen ingin menyelamatkan diri pada saat melakukan pencurian. Hal ini yang akhirnya menyebabkan Cassie Black tertangkap. Cassie pun tidak mau banyak bicara mengenai kematian itu, ia mengubur semua hal tentang peristiwa tersebut.

Dalam masa penahanannya, Cassie mendapatkan ijin bebas bersyarat. Ia mendapat jaminan dari seorang pemilik dealer mobil bernama Ray Morales. Setiap bulannya ia harus melapor ke kantor polisi setempat. Hingga suatu saat kehidupannya yang tenang itu harus terusik oleh sebuah tawaran pekerjaan yang membuka luka lamanya.
Tawaran tersebut datang dari seorang bernama Leo, yang juga merupakan mitra kerja Cassie dan Max dulu. Dan tuga kali ini pun tidak jauh berbeda dengan pekerjaan nya dulu. Merampok pemain kasino kelas kakap bernama Hernandez.

________________

Buku ini sempat ingin saya, skip membacanya. Mengingat pada awal-awal cerita, plotnya berjalan amat lambat. Mungkin memang di buat sedemikian rupa agar pembacanya semakin penasaran dengan kelanjutannya. Tapi memasuk bab tengah, alur nya mulai cepat, ketegangan yang dibuat pun semakin ketat hingga tidak menyisakan ruang untuk pembacanya untuk sekedar menarik napas. Sedangkan endingnya pun memang sudah mulai dapat ketebak oleh saya, meskipun begitu, bagi saya buku ini cukup menghibur, dan jangan lupa pengetahuan mengenai alat-alat teknologi canggih yang digunakan untuk pencurian pun tidak dapat dianggap hanya sebagai pemanis cerita saja, tapi benar-benar mencengangkan.

Jadi, selamat membaca.....

Waktu


Hanyalah waktu yang bisa menjawab semua
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam hidup kita.

Meskipun terkadang kita tidak sabar untuk mengetahui jawaban-jawaban
atas pertanyaan tersebut.

Yang penting adalah, jangan sampai kita lupa,
apakah kita siap untuk menerima jawaban itu ? yang terkadang tidak sesuai
dengan keinginan.

When tomorrow comes - Seeking daylight's end


Judul : When tomorrow comes - Seeking daylight's end
Pengarang : Peter O'Connor
Penerbit : Gramedia

Buku nan cantik inilah yang menjadi bacaan pembuka dibulan Juli 2010. Terus terang, membaca buku mungil dengan cover dan tampilan yang menarik ini benar-benar 'menempeleng' saya.
Bagaimana tidak, isi dari buku ini sebenarnya simpel saja, tapi cara penulisan dan penceritaannya membuat saya sebagai pembacanya merasa 'tersindir' keras.

Balik lagi ke soal isi buku, sebenarnya apa yang kita harapkan dalam menjalankan hidup ini ? apakah kita akan mengambil jalan yang sesuai dengan hati nurani serta keinginan kita, atau hanya mengikuti petunjuk seseorang tanpa kita menyukainya. Tapi apapun keputusan yang kita ambil dalam menjalani hidup ini memang penuh dengan resiko, yang tidak semua orang berani mempertaruhkan itu.

Hmmm.... waktu saya tamat SMU, orang tua bertanya, 'akan meneruskan kemanakah tujuan saya ? dan akan mengambil kuliah jurusan apa?' dengan mantap saya menjawab, saya akan mengambil jurusan sastra Inggris atau psikologi. Kedua orang tua saya terdiam. Tanpa ragu, ayah saya berkata 'mau jadi apa kamu nanti kalau kuliah mengambil jurusan itu?' mungkin statement itu berbentuk sebuah pertanyaan, tapi bagi saya itu sudah jelas bentuk dari penolakan terhadap keinginan saya.
Ahhhh.... hati saya mencelos. Dan saya sudah tahu, jurusan apa yang diinginkan orangtua terhadap saya ?? ya EKONOMI. Dengan pengalaman kerja orang tua di bidang itu, cerita-cerita mereka mengenai kemapanan ekonomi jika lulus dari jurusan tersebut, membuat saya tidak mempunyai pilihan untuk memilih. Saya tahu yang mereka sarankan adalah untuk kebaikan saya. Dengan segala kekuatan untuk mengemukakan argumen yang saya miliki, tapi nampaknya hal tersebut hanyalah menjadi angin lalu saja. Ya, saya memang sudah tidak ada pilihan lagi, selain mengikuti keinginan mereka. Dan semua itu saya kerjakan hanya untuk menyenangkan mereka saja.

4 tahun berlalu sudah. Meskipun jurusan itu bukan idaman saya, tapi saya berusaha untuk bertanggung jawab terhadap pelajaran tersebut. Kuliah saya selesaikan dalam waktu 4 tahun pas, dengan nilai yang baik.
Setelah lulus dari kuliah, jelas tahap berikutnya adalah mencari kerja. Tapi saya tetap yakin, meskipun kita melakukan sesuatu yang bukan keinginan kita, baik di sadari ataupun tidak, pikiran serta tubuh ini akan mencari tujuan yang sebenarnya, dan hal ini terbukti. Terus terang mencari pekerjaan di Ibu Kota tidaklah gampang. Beberapa tawaran pekerjaan datang kepada saya, tetapi saya tolak. Mengapa ..?? gampang saja, karena tawaran itu tidak sesuai dengan keinginan orang tua. Perusahaan media, penerbitan adalah lapangan perusahaan yang tidak sesuai dengan orang tua saya. Tapi sebaliknya, industri perbankan, akuntan publik, pns adalah institusi yang mereka idamkan untuk sang anak.
Namun apa daya, mau sampai kapan saya akan menolak pekerjaan yang datang itu ? Hingga pada akhirnya saya pun memutuskan untuk bergabung dengan sebuah penerbitan majalah bulanan. Meskipun bergaji jauh dari yang diinginkan oleh orangtua, tapi saya sungguh menikmati pekerjaan itu. Ada kepuasan batin yang saya temukan di tempat tersebut.

Dalam judulnya When Tomorrow Comes ada kutipan yang saya sukai :
"Kita hidup dalam sangkar yang terbuat dari tuntutan, rutinitas, dan kebiasaan, dan setelah begitu lama hidup dalam batas-batas ini, kita lupa bahwa sesungguhnya kita terperangkap.
Kalau kita buang semua bagian diri kita yang merupakan hasil dikte orang lain,

apa yang tersisa ? Masih adakah yang tersisa?"

_____________________________________

Keinginan itu bukanlah suatu hal yang mustahil untuk diwujudkan. Selama ini banyak sekali keinginan-kenginan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dari sekarang. Tapi tentu saja, segala resiko harus dipikirkan secara matang.
Saya amat suka membaca biografi seseorang, bagi saya orang tersebut sangatlah hebat. Dan dalam benak saya, orang ini pastilah sangat bermanfaat bagi sekitarnya. Dan kekaguman saya pun hanya sebatas itu.
Tapi pernahkah kita mencoba untuk melakukan hal-hal lain yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya ? bagi saya, tidak pernah. Karena saya selalu menjalani hidup dengan apa adanya, sesuai dengan keinginan yang mungkin termasuk taraf standar-standar saja, tidak ada istimewanya. Kadang saat keimanan sedang luntur, ya sudah, dapat syukur gak dapat ya gak apa-apa.
Setelah membaca buku ini, sebenarnya pemikiran seperti itu tidaklah baik. Seakan-akan kenginan kita itu tidak kita perjuangkan secara sungguh-sungguh. Konsep pasrah pun tidak selamanya baik.
Dan moral yang dapat saya ambil dari judul ke 2 ini adalah :
"Beranilah mencoba hal-hal baru, dan teruslah bermimpi untuk meraih apa yang kau impikan. Teruslah berusaha dan bersemangat untuk mengejarnya"

Senin, 05 Juli 2010

Bulan baru...

Ahhh.... sudah masuk bulan July 2010.
Progress apa yang sudah saya buat hingga bulan ini ?
Dan yang pasti, di bulan ini adalah bulan spesial saya, hari ultah saya... hahahaha...
Narsis banget.

Yang pasti di bulan ini, kemajuan membaca tidaklah bertambah. Masih dalam kuantitas yang menyedihkan huaaaaa..... Bulan ini total buku yang saya baca cuma 6 buku saja.
Tapi progress yang nyata adalah, saya telah banyak membuat resensi dari buku-buku itu. Senangnya...

Trus apalagi yang terjadi di bulan ini ya ?? Oh... iya ada Pameran Buku Jakarta.
Untung sekarang-sekarang ini saya tidak terlalu bernafsu belanja buku kalau ke toko buku. Semuanya saya tahan-tahan sampai akhir tahun atau pertengahan tahun. Kenapa..?? jelas menunggu diskonan hehehehe... dan ternyataaaa....
senangnya, apa yang ada dalam wishlist dapat terbeli dengan harga yang murah... :)
Sabar menanti.. hahaha..