Jumat, 25 Juni 2010

Mehrunnisa : The Feast of Roses


Judul : Mehrunnisa : The Feast of Roses
Pengarang : Indu Sundaresan

Penerbit : Mizan

Ini adalah buku sekuel dari Mehrunnisa The Twentieth Wife. Apa yang terjadi setelah Sultan Salim yang bergelar Jahangir menjadi Sultan pada kerajaan Mughal, setelah sang ayah Sultan Akbar wafat ? Ternyata keinginan Sultan Jahangir terhadap Mehrunnisa pun semakin tertantang. Karena ia sudah menjadi Sultan pada kerajaan Mughal, otomatis yang ia mau harus ia dapatkan.

Dan sesungguhnya,
jika kamu kehilangan cinta sejatimu..
Itu semua karna kamu
Tak sungguh-sungguh pelihara

Dan menjaga cinta matimu.....
(Mulan Jameela-Cinta mati 2)


Potongan lagu di atas cocok untuk istri Sultan Jahangir, Ratu Jagat Gosini yang mati-matian menentang sang Sultan untuk memperistri Mehrunnisa. Meskipun restu tidak di dapat dari istri tua nya, Mehrunnisa akhirnya menjadi istri ke 20 bagi sang Sultan.
apa yang terjadi dengan jagat Gosini, begitu sang suami mengawini Mehrunnisa ?? menjadi sia-sia hidupnya. Sultan pun jarang dan nyaris tidak pernah lagi mendatangi dirinya.... !!

Sejak Mehrunnisa menjadi istri resmi Sultan, ia juga resmi diangkat oleh Sultan menjadi permaisuri... (akhhhh... memang perempuan yang cerdasss !!!). Sang Sultan begitu terpikat dengan Mehrunnisa, apa saja yang diinginkannya selalu di turuti. (agak bingung juga sih, sultan ini bener2 cinta atau memang jadi suami2 takut istri...).
Hingga tanpa disadari tampuk kepemimpinan kerajaan Mughal pun akhirnya di pimpin oleh Mehrunnisa yang bergelar Nur Jahan, meskipun ia memimpin dari balik haremnya.

Membaca Mehrunnisa ini jadi mengingatkan saya pada perempuan tipe sejenis, ambisius, cerdas sekaligus licik yaitu Madam Mao. Bedanya Mehrunnisa menggunakan cara-cara halus untuk menyingkirkan lawan-lawannya, termasuk kakaknya sendiri yang menjadi musuh utamanya.
Kepemimpinan Mehrunnisa pun teruji hingga ia harus mencari calon pengganti sang sultan kelak, meskipun apa yang diharapkannya tidak tercapai.

Hmmm... setelah membaca ini, koq saya agak gak suka ya dengan Mumtaz Mahal ?? Digambarkan sedikit mengenai Mumtaz Mahal, tak lain dan tak bukan adalah keponakan Mehrunnisa yang menikah dengan pangeran Khurram(anak sultan Jahangir dari Jagat Gosini)
Ia terlalu mengabdi kepada sang suami, malah diceritakan , ia selalu hamil terus hingga anaknya mencapai 14 orang, dan anak yang terakhir ia lahirkan akhirnya mengambil nyawanya. Mumtaz Mahal pun digambarkan juga tidak terlalu pintar, ia tidak pernah ikut dalam pertemuan dengan rakyatnya, cenderung gampang di atur, tidak neko2 dan menjalani hidupnya sebagai istri sepenuhnya tanpa ada campur tangan terhadap pemerintahan.

Karena rasa cinta Pangeran Khurram terhadap istrinya inilah, maka dibangun bangunan Taj Mahal. Landscape dan settingan Taj Mahal pun kabarnya adalah ide Mehrunnisa yang 'dicuri' oleh sang Pangeran guna mengagungkan istrinya yang 'nrimo' itu...

Ahh... pokoknya bagi saya Mehrunnisa is the best lah... jadi perempuan harus 'pintar dan cerdas'.... jangan hanya melaksanakan 3 R saja... tapi harus ada R...R... yang lain. Setuju ???

1 komentar:

  1. ini buku bagus!! sekuel dari Mehrunnisa kan? terus jangan lupa baca juga yg Taj Mahal versi JOhn Shors!! keren abis!

    BalasHapus