Senin, 28 Juni 2010

Mengemas Rindu


Judul : Mengemas Rindu
Pengarang : Novia Syahidah
Penerbit : Forum Lingkar Pena

Sebagai seorang muslim sudah menjadi bagian dari perintah agama bahwa segala sesuatu yang menyangkut tata cara bergaul ada batasan-batasannya. Terutama pergaulan dengan lawan jenis. Tetapi, untuk melaksanakan hal tersebut, sudah barang tentu peran serta orang tua tidak boleh diabaikan. Orang tua harus lebih terarah dan tegas dalam mendidik sang anak. Rambu-rambu mana yang boleh dan mana yang tidak juga harus jelas, sehingga diharapkan nanti pada akhirnya sang anak tidak akan ragu-ragu lagi melangkah menapaki hidupnya.

Itulah misi yang sebenarnya tersirat dalam buku mungil karangan Novia Syahidah. Misi yang sebenarnya sudah sangat umum, tapi masih saja ada orang tua yang 'kebablasan' untuk mendidik sang anak tentang hal tersebut.

Aziz dan Amoy, adalah sepasang remaja yang berbeda suku serta keyakinan. Aziz dilahirkan di Sumatera Barat dari orang tua yang amat dan sangat mengerti dan patuh terhadap ajaran agama dan aturan-aturan yang ada di masyarakat. Sedangkan Amoy adalah anak seorang kaya keturunan Cina yang sudah menjadi bagian dari masyarakat Sumatera Barat. Sudah pasti, keyakinannya pun berbeda dari Aziz. tapi yang namanya cinta memang selalu datang dengan tiba-tiba. Tanpa disadari oleh mereka berdua, benih-benih cinta telah tumbuh diantara Aziz dan Amoy. Ya, karena mereka adalah teman sepermainan sewaktu kecil dan teman pada satu sekolah yang sama.
Perbedaan dan pertentangan dalam keluarga masing-masing jelas semakin memperuncing. Karena semakin mereka besar, semakin mereka menyadari bahwa cinta yang telah mekar di hati masing-masing tidak dapat disatukan. Perbedaan keyakinan menjadi penghalang utamanya.
Mau dipaksakan, tapi tetap bagaimana pun juga pastilah hati orang tua yang akan terluka. Dan hal ini yang terlambat dipahami oleh kedua orang tua mereka. Satu sama lain tidak ikhlas jika anak-anak mereka masih saling berhubungan, dan menuju tingkat yang lebih serius. Sedangkan bagi Aziz dan Amoy, masing-masing juga tidak tega untuk menyakiti hati para orangtuanya.

Mengambil setting di sebuah daerah di Sumatera Barat, menjadikan buku ini buku novel yang padat dan berisi. Setting Sumatera Baratnya terasa pas, kuat dan sesuai dengan tema sederhana buku ini. Ya, sederhana tapi penting !!

Idola oh idola

Sudah nyaris 1 bulan ini saya pusing banget melihat tayangan televisi. Pusing, bete, mumet, bosan bercampur menjadi satu. Gimana gak bosan, televisi menyuguhkan berita-berita yang bagi saya gak penting, ya apalagi kalau bukan kasus video mesumnya artis cantik yang katanya banyak digandrungi oleh cewek-cewek diseantero Indonesia, Luna Maya vs Ariel Peterpan sang pacar yang adalah vokalis grup musik Peterpan yang juga banyak fans-fansnya terutama anak-anak muda.

Semua tv memberitakan tentang mereka berdua. Sebenarnya tidak salah sih, kan tugasnya tv memang memberikan kabar terkini mengenai dunia. Tapi ini beritanya jor-joran sekali. Tadinya saya juga gak abis pikir,"gilaaa... berita ini terlalu dibesar-besarkan". Tapi setelah itu saya langsung menyadari, gimana berita tersebut tidak heboh, lah pelakunya adalah artis-artis ternama saat ini. Belum lagi pro dan kontra terhadap kelakuan mereka itu. Bener-bener membuat situasi menjadi panas dan tidak karuan.

_________________________________

Belum lama ini, Ariel katanya sudah diinapkan di penjara, karena dia sudah ditetapkan sebagai tersangka terkait video porno itu. Yang anehnya adalah, banyak fans-fans nya dia datang ke penjara tersebut melakukan demo pembebasan untuk Ariel. Ahhh... apa-apaan ini ? kok menuntut pembebasan untuk Ariel ? kan dia sudah jelas sebagai pelaku dan secara tidak langsung menunjukkan adegan itu kepada beberapa orang temannya. Ada yang disorot tv dengan jelas, beberapa ABG pendukung Ariel sampai nangis tersedu-sedu melihat idolanya di penjara. Ada yang berteriak-teriak mengatakan i love you kepada Ariel. Dan yang parahnya, beberapa artis senior kita ikut mendukung pembebasan artis itu.
Benar-benar saya tidak mengerti terhadap kelakuan mereka !!!!

________________________________

Idola oh idola...??
Untuk kasus Ariel dan Luna itu, jujur saja, saya termasuk orang yang tidak mau pusing oleh hal itu. Awal-awal memang saya semangat mengikuti kasus mereka, tapi lama kelamaan sepertinya ada hal yang lebih penting untuk saya kerjakan ketimbang mendengarkan berita mereka. Dan satu lagi, in my life i don't have an idol ... !!! Bagi saya idola itu cuma 1, yaitu Nabi Muhammad SAW. Selebihnya tidak ada. Apalagi dari kalangan artis... huh.. gak lah yaww !!
Tapi mungkin bagi para ABG dan remaja, idola itu penting. Karena merupakan kiblat kearah mana yang harus mereka ikuti.
Sayangnya pencitraan idola di negeri ini agak meleset. Kenapa ?? Karena masyarakat kita mengidolakan seseorang bukan karena bakat, kemampuan dan prestasinya, tapi "menyerap habis-habisan" tingkah laku, gaya bicara, berpakaian, mode dan lainnya yang menurut saya kurang penting dari sang idola, dalam artian yang buruknya lebih banyak mereka contoh daripada yang baiknya. Kasus Ariel dan Luna itu pun ternyata sudah memakan korban, menurut berita tv (waktunya lupa ..) ada pelajar SMA yang belum terikat menjadi suami istri melakukan hubungan seks dan merekamnya, setelah itu video tersebut mereka tunjukkan kepada teman-teman di sekolahnya.
Kadang memang tidak ada salahnya, polisi harus bertindak tegas terhadap hal-hal seperti itu, baik pelakunya adalah artis atau bukan. Bayangkan saja, kasus video mesum itu ternyata juga menjadi perhatian utama dan perbincangan seru di dunia internasional. Apakah itu tidak memalukan bangsa ??
Semua orang yang mengatakan hal tersebut adalah "hal pribadi" yang tidak perlu di urusi, tapi hal itu sudah termasuk kedalam perzinahan, karena baik Ariel dan Luna mereka belum menjadi suami istri.

__________________________

Ahh.... membahas Ariel dan Luna memang tidak ada habisnya. tapi mulailah kita mencoba mendidik 'diri sendiri' untuk belajar tidak mengidolakan seseorang. Karena tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna, tidak ada yang luput dari dosa dan kesalahan.

Obsesi artis


-->
Tanjung Priok, 1986
Saya masih ingat sekali, pada saat hari pertama masuk sekolah dasar dulu. Di kelas guru menanyakan, ingin menjadi apakah kami kelak ?? Teman-teman berebutan mengacungkan jari mereka. Lalu guruku menayakan anak-anak satu persatu. Si A ingin menjadi dokter, si B ingin menjadi insinyur, si C ingin menjadi Presiden, si D ingin menjadi guru; serta beragam jawaban lainnya yang mereka berikan. Terlihat sekali dimata sang guru tersebut ada terbersit kebanggaan, bila apa yang diimpikan anak-anak didiknya itu kelak menjadi kenyataan.
Itu, terjadi beberapa puluh tahun yang lalu !
**************************************************************
Cilandak, 2010
Ketika sedang berjalan melewati sebuah sekolah dasar, hati ini tergelitik untuk masuk ke sekolahan tersebut, karena melihat tatanan sekolah tersebut yang apik dan rapi. Di depan setiap kelas tergantung bunga-bunga aneka warna, tanaman itu kecil-kecil rupanya, tapi justru malah menambah keasrian dan keindahan sekolah itu, meskipun sekolah itu hanyalah sebuah SD negeri di tengah padatnya perumahan.
Ketika sedang asyik menikmati bagunan itu, terdengar sebuah pertanyaan yang rasanya tidak asing lagi di telinga saya, 'anak-anak, ibu ingin tahu cita-cita apa yang kalian inginkan nanti di saat dewasa' ? pertanyaan itu membangkitkan memori masa silamku dulu. Di dorong perasaan ingin tahu yang besar, aku mengintip ke kelas tersebut, dimana ternyata berisi anak-anak kelas 1 SD. Sama seperti yang kualami dulu. Beberapa anak mengacungkan tangannya,dan guru pun mulai menanyakan satu persatu. Tapi sungguh saya tak dapat menahan rasa sedih mendengar jawaban dari mereka. Si A ingin menjadi artis sinetron, si B ingin menjadi penyanyi seperti penyanyi cilik kesukaannya, si C ingin menjadi bintang iklan, dan jawaban lainnya yang berbeda sekali dengan apa yang saya alami dulu. Malah ada murid yang menambahkan, bahwa ia tak perlu sekolah yang tinggi kalau ingin menjadi artis !

Yah, jaman memang sudah berubah, semua sudah semakin menjadi cepat, serba berteknologi tinggi dan maju. Tapi mengapa kemajuan itu tidak di imbangi dengan ilmu dan pendidikan yang tinggi juga ? Tidak bisa di pungkiri juga, saat ini adalah saat susah, tapi bukan harus mencari uang dengan cara-cara yang instan kan ? Memang tidak ada yang salah dengan menjadi artis, menjadi bintang sinetron dan lainnya... tapi semua itu ada baiknya jika bisa di imbangi dengan pendidikan formal yang cukup.
Dapatkah anda bayangkan, jika 200 juta penduduk Indonesia semuanya menjadi artis, menjadi bintang sinetron, dan lainnya ? Siapakah yang nantinya akan menggantikan Bj. Habibie (bapak Teknologi Indonesia), jika saat ini semuanya berlomba-lomba untuk menjadi artis, hanya karena bisa mendapatkan uang banyak dengan cara cepat dan mudah.
Saya tidak bisa berimajinasi mengenai negeri ini kelak jika anak-anak kecil sudah terobsesi sedemikian dahsyatnya? Mungkinkah nanti orang asing akan menyebut negeri ini sebagai "negeri artis?" atau "negeri sinetron?"

Jumat, 25 Juni 2010

Hebron Journal


Judul : Hebron Journal
Pengarang : Arthur Gish
Penerbit : Mizan

Buku ini sebenarnya sudah saya miliki sejak tahun 2007. Asal mula mendapatkan buku ini adalah dengan datangnya 2 lembar undangan ke meja kerja saya, yang mengundang untuk hadir dalam peluncuran buku ini. Tentu saja, undangan tersebut tidak boleh disia-siakan. Berdua dengan bos, akhirnya kita menghadiri acara tersebut, yang ternyata dihadiri pula oleh sang penulis aslinya Arthur G Gish.

*****
Siapakah Arthur G Gish ini ? itulah pertanyaan pertama yang muncul di benak saya ketika membaca nama sang pengarang pada bukunya. Pertanyaan selanjutnya yang menari-nari di kepala ini adalah, "apakah dia orang islam atau bukan ?" mengingat buku yang dikarangnya membahas tentang pertikaian "abadi" antara Palestina dan Israel.
Dan terjawablah sudah pertanyaan-pertanyaan tersebut ketika diskusi mulai.
Sedikit informasi mengenai Arthur G Gish ini. Beliau adalah salah satu dari sekian banyak aktivis kemanusiaan yang non muslim. Arthur sendiri beserta sang istri menganut kepercayaan Kristiani. Beliau dan istrinya tergabung dalam Christian Peacemaker Teams (CPT) yang dibentuk pada tahun 1980, ketika jemaat gereja perdamaian sedang mencari cara baru untuk mengekspresikan keyakinan mereka, karena di benak mereka semua sadar bahwa untuk menghadang senjata dan cara-cara kekerasan tidak dapat dengan senjata juga, tapi dengan tenaga kreatif anti kekerasan.

Balik lagi tentang Arthur G Gish. Sebagai aktivis kemanusiaan, semangat dan tekadnya selalu membara untuk membantu pertikaian-pertikaian yang ada di dunia. Pada tahun 1960, minat terhadap konflik Palestina dan Israel muncul, hal ini disebabkan karena ia dan istrinya mengunjungi Tanah Suci. Saat itu pun sang istri, Peggy juga seorang aktivis kemanusiaan dalam CPT yang di delegasikan untuk pergi ke Tepi Barat. Kali ini merupakan tim CPT bekerja di Timur Tengah.
Pada tahun 1995, salah seorang pemimpin mereka memanggil Arthur untuk bergabung dengan tim misi kemanusiaan di Hebron pada bulan Desember.
Maka sejak itu, dimulailah "petualangan" sang aktivis di daerah yang penuh dengan konflik berdarah.
Pada awal-awal bulan menginjakkan kaki di Hebron (misi kemanusiaan ini dijalankan sejak tahun 1995 hingga 2001), Arthur berusaha bersosialisasi kepada semua kalangan. Baik itu para pemukim Palestina, Israel maupun para tentara. Ini merupakan hal baru bagi dirinya, dan ia melihat dengan jelas sekali bagaimana rakyat Palestina menderita akibat konflik yang berkepanjangan. Tidak jarang pula, ia dan rekannya dianggap 'cinta palestina' oleh masyarakat Israel dan para tentara, tapi tak jarang pula ia dianggap sebagai 'sahabat Israel' oleh bangsa Palestina.
Pada awalny Gish, tidak terlalu mempercayai bahwa konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel sudah sedemikan parahnya. Tapi, sejak menginjakkan kaki di Hebron, semua yang tidak pernah ia bayangkan terjadi di depan matanya. Ia terus memahami dan mengkaji perjanjian-perjajian tempo dulu antara pihak Palestina dan Israel. Dimatanya, perjanjian-perjanjian itu tidaklah adil karena hanya menguntungkan bagi satu pihak saja, yaitu Israel. Gish merasa sedih, melihat sedikit demi sedikit pemukiman warga asli Palestina mulai di gusur guna pembangunan jalan raya bagi kepentingan para pemukim yaitu warga Israel, tanpa memperbolehkan warga Palestina untuk menggunakannya. Menurutnya perjanjian itu terlalu semena-mena terhadap warga Palestina.

Selain itu juga, tingkah para polisi Israel yang tidak menghormati dirinya. Sering kali ia diminta untuk menjadi memata-matai para pemukim Palestina. Padahal hal itu tidaklah sesuai dengan misi yang ia emban. Masih banyak sekali pihak Israel yang tidak mengetahui misi dan visi kedatangan Gish beserta kawannya. Kebanyakan mereka menganggap Gish merupakan kelompok mediator atau kelompok dari aksi solidaritas. Dan yang lebih parahnya, ada yang menganggap dirinya bekerja untuk mata-mata negara tertentu.

Sebagai seorang yang beragama Kristen yang taat. Gish amat dan sangat menentang zionisme Israel. Baginya itu adalah penyelewengan terhadap keyakinan dan pemahaman Alkitab. Tuhan bukanlah makelar tanah. Pemahaman apapun menyangkut hak eksklusif dan membenarkan pengusiran penduduk dari rumahnya merupakan salah satu bentuk dari pengingkaran terhadap Tuhan. karena Tuhanlah sang pemilik yang abadi.

Gish merupakan pribadi yang lembut, menghargai segala macam bentuk perbedaan. Hal ini pun terlihat pada dirinya mengenai kekagumannya terhadap bangsa Palestina. Meskipun nyaris setiap hari warga Palestina mendapatkan ancaman dan tekanan dari polisi Israel, tapi mereka semua berusaha tabah menghadapinya. Kesederhanaan dan keoptimisan hidup selalu terpancar di muka-muka mereka. Di tengah-tengah konflik yang entah kapan akan berakhir, para warga Palestina terus menerus menjalani perintah agamanya.
Gish pun juga amat terkesan dengan cara berpakaian perempuan Palestina. "Wanita tidak berpakaian sebagai objek seks" ungkapnya (hal 148). "Sungguh melegakan jika kaum pria tidak selalu harus berjuang melawan godaan untuk menganggap wanita yang berpakaian kurang senonoh sebagai objek seks". Lanjutnya, "kebudayaan muslim Palestina ini bagiku sepertinya jauh lebih dekat kepada apa yang Tuhan inginkan atas kita daripada kebudayaan Barat".

****
Membahas mengenai krisis Palestina dan Israel inipun seakan tidak ada ujungnya. Perbuatan yang dilakukan oleh bangsa Israel pun sudah diluar dari batas kewajaran dan kemanusiaan. Konflik ini pun sudah bergeser tujuannya, semula merupakan konflik antar agama tapi bergeser kepada konflik kemanusiaan. Mereka tidak akan ragu-ragu untuk melawan siapa saja yang akan melintasi daerah Palestina, meskipun itu adalah bantuan kemanusiaan.
Ahh...Israel....Israel... kapan kamu akan bertobat ???
Dan untuk Palestina, teruslah berjuang untuk meraih hak kalian yang telah di rampas, meskipun kita tidak pernah tahu kapan itu akan terjadi .....!!
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
(Michael Hart)


Mehrunnisa : The Feast of Roses


Judul : Mehrunnisa : The Feast of Roses
Pengarang : Indu Sundaresan

Penerbit : Mizan

Ini adalah buku sekuel dari Mehrunnisa The Twentieth Wife. Apa yang terjadi setelah Sultan Salim yang bergelar Jahangir menjadi Sultan pada kerajaan Mughal, setelah sang ayah Sultan Akbar wafat ? Ternyata keinginan Sultan Jahangir terhadap Mehrunnisa pun semakin tertantang. Karena ia sudah menjadi Sultan pada kerajaan Mughal, otomatis yang ia mau harus ia dapatkan.

Dan sesungguhnya,
jika kamu kehilangan cinta sejatimu..
Itu semua karna kamu
Tak sungguh-sungguh pelihara

Dan menjaga cinta matimu.....
(Mulan Jameela-Cinta mati 2)


Potongan lagu di atas cocok untuk istri Sultan Jahangir, Ratu Jagat Gosini yang mati-matian menentang sang Sultan untuk memperistri Mehrunnisa. Meskipun restu tidak di dapat dari istri tua nya, Mehrunnisa akhirnya menjadi istri ke 20 bagi sang Sultan.
apa yang terjadi dengan jagat Gosini, begitu sang suami mengawini Mehrunnisa ?? menjadi sia-sia hidupnya. Sultan pun jarang dan nyaris tidak pernah lagi mendatangi dirinya.... !!

Sejak Mehrunnisa menjadi istri resmi Sultan, ia juga resmi diangkat oleh Sultan menjadi permaisuri... (akhhhh... memang perempuan yang cerdasss !!!). Sang Sultan begitu terpikat dengan Mehrunnisa, apa saja yang diinginkannya selalu di turuti. (agak bingung juga sih, sultan ini bener2 cinta atau memang jadi suami2 takut istri...).
Hingga tanpa disadari tampuk kepemimpinan kerajaan Mughal pun akhirnya di pimpin oleh Mehrunnisa yang bergelar Nur Jahan, meskipun ia memimpin dari balik haremnya.

Membaca Mehrunnisa ini jadi mengingatkan saya pada perempuan tipe sejenis, ambisius, cerdas sekaligus licik yaitu Madam Mao. Bedanya Mehrunnisa menggunakan cara-cara halus untuk menyingkirkan lawan-lawannya, termasuk kakaknya sendiri yang menjadi musuh utamanya.
Kepemimpinan Mehrunnisa pun teruji hingga ia harus mencari calon pengganti sang sultan kelak, meskipun apa yang diharapkannya tidak tercapai.

Hmmm... setelah membaca ini, koq saya agak gak suka ya dengan Mumtaz Mahal ?? Digambarkan sedikit mengenai Mumtaz Mahal, tak lain dan tak bukan adalah keponakan Mehrunnisa yang menikah dengan pangeran Khurram(anak sultan Jahangir dari Jagat Gosini)
Ia terlalu mengabdi kepada sang suami, malah diceritakan , ia selalu hamil terus hingga anaknya mencapai 14 orang, dan anak yang terakhir ia lahirkan akhirnya mengambil nyawanya. Mumtaz Mahal pun digambarkan juga tidak terlalu pintar, ia tidak pernah ikut dalam pertemuan dengan rakyatnya, cenderung gampang di atur, tidak neko2 dan menjalani hidupnya sebagai istri sepenuhnya tanpa ada campur tangan terhadap pemerintahan.

Karena rasa cinta Pangeran Khurram terhadap istrinya inilah, maka dibangun bangunan Taj Mahal. Landscape dan settingan Taj Mahal pun kabarnya adalah ide Mehrunnisa yang 'dicuri' oleh sang Pangeran guna mengagungkan istrinya yang 'nrimo' itu...

Ahh... pokoknya bagi saya Mehrunnisa is the best lah... jadi perempuan harus 'pintar dan cerdas'.... jangan hanya melaksanakan 3 R saja... tapi harus ada R...R... yang lain. Setuju ???

Rabu, 23 Juni 2010

Books...books...books


Once again... me and books

1. The book you are reading at the moment
"Nur Jahal : Feast of roses by Indu Sundaresan"
2. Next book you will read or want to read
"Void moon by Michael Connelly"

3. Your favorite book
"Naked traveller by Trinity"
4. Your most hated book
"Peter Pan in scarlet by Geraldine McCauhren"
5. A book you could read again and again
"Sherlock Holmes by Sir Arthur Conan Doyle"
of course the brilliant men Sherlock Holmes and Dr. Watson

6. A book you have been able to read only once (whether you like it or not)
"Istambul by Orhan Pamuk"hmmm... i can't say this is good or not.
17. A book that remains you of someone
"Lajja by Taslima Nasrin"
remaind me with mumu

8. A book that remains you of somewhere
"Giganto by Koen Setyawan"

want to go to Smuthzer Ragunan

9. First book you ever read
"Emil from Lonneberga by Astrid Lindgren"
even this boy was act like the devil, but i loved the setting and the characters

10. a book by your favorite writer
"Sherlock Holmes by Sir Arthur Conan Doyle"
11. A book you loved at the first time you read it but you can't stand it now

"In cold blood by Truman Capote"
the plot was very great, but i can't stand it with the details

12. A book you have been recommended by a friend or acquintance
"Sookie Stackhouse series by Charleine Harris"
hmm... i will wait the next series

13. A book make you laugh
"Keluarga Fllod by Collin Thompson"
this is the craziest and unique family


14. A book from your childhood
"Pippi longstocking by Astrid Lindgren"
wish i was a rich young girl ...

15. the fourth book counting from your in your left shelf
no idea, i have more than one shelf

16. The ninth book counting from your right in your shelf
same with num. 15

17. Close your eyes and pick up a random book from your shelf
"Inkheart by Cornelia Funke"
18. The book with the prettiest cover you own
"Jalan-jalan di Palestina by Raja Shahadeh"
19. A book you have always wanted to read
"Asterix and Obelix by Uderzo"
20. The best book of all the compulsory readings you had to do at school
"History"
21. The worst book of all the compulsory readings you had to do at school
"Economic"
even i have bachelor and master degree in economic, but i can't stand it with those books

22. The book in your shelf with the higher number of pages
"Harry Potter the deathly hollow by Jk. Rowling"
hmm.... 1.008 pages


23. The book in your shelf with the smaller number of pages
"Dongeng dari Galia : Cernunnos dewa menjangan by NH. Dini"
only 60 pages

24. A book no one think you've read

"Vampir Academy by RIchelle Mead"
One of my fav. dark fantasy
25. A book which main character defines you
"Empress orchid by Anchee Min"
very...very ambitious
26. A book you'd read to your kids

"The ugly duckling by Hans Christian Andersen"

even you have the negative side, slow but sure your positive side will shine


27. A book which main character fits your ideal
"The bookseller from Kabul by Asne Steistrad"

really...really love books very much

28. Thanks God they made a film from this book
"The boy with the striped pajama by John Boyne"
i thaught the book was good than the movie


29. Why on earth did they have to make a film from this book ?

"The hidden face of Iran by Terrence Ward"
very curious with the an exotic settings